Semenit terakhir, baru kusadari makna dari lambaian tangan saat
perpisahan. Pernahkah anda memikirkan makna dari sebuah lambaian tangan saat perpisahan? (bukan perpisahan karena kematian tentunya!)
Lambaian tangan adalah isyarat sebuah hasrat untuk segera bersua
lagi dari sebuah perpisahan. Lambaian tangan merupakan gerakan yang terakhir
terlintas di pikiran saat bayangan orang yang ditinggalkan terlihat semakin
mengecil dan akhirnya menghilang. Lambaian tangan menandakan bahwa orang yang
ditinggalkan memiliki harapan besar mengharap kepulangan orang yang pergi. Hal
yang berbeda jika seseorang pergi dan dilepas tanpa lambaian tangan. Memberi
kesan dingin, sepi seperti tak ada teriakkkan ”Aku masih disini, memandang
kepergianmu dan mengharap kau untuk segera kembali lagi!”
Ini adalah sebuah pemikiran yang terlintas saat
aku mencoba memaknai kata perpisahan. Perpisahan yang sederhana adalah perpisahan tanpa kesedihan, air mata, pelukan atau penyesalan. Sebagaimanapun dia berusaha merubah wujud
perpisahan yang selama ini terjadi, manusia ya tetap manusia biasa. Cengeng walau air mata tak menetes. Tetap saja
perpisahan memberi rasa menyedihkan. Menguak semua kenangan menjadi slide-slide bayangan
yang membuat kepala semakin penat dan akhirnya meluap dalam bentuk cairan
bening dan hangat dari dua bola mata. Sekali lagi, tak ada perpisahan yang tak
meninggalkan kesedihan.
Akan tetapi, sebuah kebodohan besar jika diri terus
merutuki perpisahan sementara akan ada banyak pertemuan indah yang tak pernah
dipikirkan. Sebuah pemikiran sempit jika karena raga yang terpaut jarak
berkilo-kilo meter menjadi alasan untuk merutuki nasib. Konyol! Bukankah
terkadang dua insan memang harus dipisahkan agar mereka merasakkan betapa
berharga masing-masing bagi dirinya.
Pada akhirnya, perpisahan memang membuat pilu
(sementara). Segalanya akan terhapus dan lewat seiring dengan waktu.
Percayalah! Akan lebih berharga untuk merancang dan menggapai apa yang ada di
depanmu daripada kau terus-menerus menengok ke belakang dan menyiksa matamu
untuk terus bekerja mengalirkan tetes airnya. Hidup itu ya begini saja,
manusia itu ya bagitu saja. Yang membuat heboh selama ini hanyalah
pikiran-pikiran manusianya saja.
Ini pikiranku, bagaimana denganmu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar